“… Kalau saya tahu 'Golden Boy 1875' Pak Budiarto memakai kapasitor kopling Jentsen paper-in oil, saya sudah ngacir dari tadi, hehehe…,”
Itulah komentar singkat yang meluncur dari mulut Dino Ary, runner up I Blind Test SAS beberapa waktu lalu. Dino mau tak mau harus mengakui bahwa amplifier juaranya, “The Lucky 13” (yang berjantungkan chip LM3886), berhasil di-revange oleh Golden Boy 1875 “gacoan” Budiarto (sesama finalis BT SAS).
Sabtu, 15 November 2008 lalu, markas SAS (Sugeng Sarjadi Audio Syndicate) di kawasan Dharmawangsa, Jakarta Selatan, kembali ramai.
Pagi-pagi, belum pukul 9, sudah mulai berdatangan para gaincloners (istilah untuk para pembuat
amplifier berbasis chip), di
Tak urung yang datang se-Jabodetabek (
Kali ini acara menempati lantai 2 yang disiapkan khusus sebagai lokasi kumpul-kumpul para simpatisan SAS. Budiarto dan Dino Ary menjadi koordinator acara ini sekaligus narasumber. Sebenarnya kedua “bebuyutan” ini hadir bukan untuk pertandingan lanjutan, tetapi “acara banding-banding”. Keduanya sepakat membawa serta jago masing-masing untuk menjadi benchmark bagi karya gaincloners lain yang hadir.
Tiga Agenda
Pada sesi pagi ada tiga agenda yang ingin dihela.
- Apakah amplifier gainclone (chip amp) karya gaincloners lain mampu menyamai atau bahkan menyalib dua juara BT ini?
- Apakah seluruh amplifier gainclone (termasuk kedua juara tersebut) mampu menyamai atau bahkan menyalib suara amplifier tabung juara BT?
- Dengan tambahan pre-amp tabung, apakah akan ada sonic improvement pada amplifier-amplifier gainclone itu?
Sesi 2: Hybrid mode, gainclone amp + tube preamp. Improve atau tidak? |
Lantas ngejreng-lah
tembang-tembang maut Ingram
Rahasia Budiarto adalah pada dua pasang kapasitor Jensen paper-in-oil (paralel), ditambah dengan sepasang Wonder Cap MKP putih, ditambah dengan sepasang kapasitor Russian oil-filled. Ya, semuanya ada empat pasang kapasitor yang diparalel penuh sebagai input coupling.
“Walah… , beginilah kalau DIY-er tajir, gurau seorang rekan.” Hehehe… Maklum harga sebuah Jensen PIO saja sudah sekitar Rp 500 ribu. Glek….!
Dua finalis SAS Blind Test dipertandingankan ulang. |
Rich Audio EL34-duo
Pada sesi ini, semua peserta juga sepakat untuk mengambil
kesimpulan bahwa:
- Kedua juara tersebut masih sulit ditandingi peserta lain. Urutan berdasar peringkat, sebagai berikut: “Golden Boy 1875”, “The Lucky 13 LM3886”, “Golden Boy 1875 Mk2”, “Ice Cream 3875 + Battery”, lantas “The Robot 3886”. Sayang “lengan robot” entah mengapa tak berjalan separo, sehingga tak mantap untuk didendangkan.
- Semua amplifier gainlone (termasuk kedua juara, yang pada BT SAS tempo hari berhasil menyingkirkan kepungan amplifier-amplifier tabung), belum mampu menyalib amplifier tabung acuan, yaitu Rich Audio EL34-duo, sebuah single-ended integrated amplifier berdaya keluaran hanya 6/12W buatan LangsungJadi.co.id, yang dibeli Budiarto. Rich Audio EL34-duo tercatat pernah dua kali memenangkan ajang BT.
- Amplifier gainclone yang diberi pre-amp tabung, improve sonic-nya. Bahkan beberapa rekan menilai, improve significant. Namun kami sepakat bahwa itu semua belum juga mampu menyalib keenakan suara Rich Audio EL34-duo buatan LangsungJadi.co.id.
Hadirin sepakat bahwa baik gainclone jawara maupun hybrid, masih belum menandingi jawara blind test kategori tube single-ended Rich Audio EL34 SE-duo, buatan LangsungJadi.co.id. |
Ide saya adalah, karena akan hadir amplifier gainclone juara BT (blind test) SAS, maka pantaslah menurunkan amplifier tabung juara BT juga. Kedua, untuk jaga-jaga kalau-kalau amplifer MOSFET (push-pull, class-A) Pak Didik "Gondrong" Wiryawan Adhi sebagai acuan tak jadi dibawa karena yang bersangkutan baru sembuh dan belum siap mengangkat barang-barang berat.
“Tak mengapa,
Foto-foto lebih banyak, silakan klik LJ's Photo Gallery.
Studio recording milik Pak Sugeng Sarjadi, promotor SAS. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan isi komentar Anda....