Sabtu, 09 Juli 2022

Kumpul-kumpul Para Gaincloners di SAS: Bukan Pertandingan, Hanya Perbandingan…


Oleh Alexander *) Tulisan ini dimuat Majalah Audio Video, Desember 2008. 
“… Kalau saya tahu 'Golden Boy 1875' Pak Budiarto memakai kapasitor kopling Jentsen paper-in oil, saya sudah ngacir dari tadi, hehehe…,”

Itulah komentar singkat yang meluncur dari mulut Dino Ary, runner up I Blind Test SAS beberapa waktu lalu. Dino mau tak mau harus mengakui bahwa amplifier juaranya, “The Lucky 13” (yang berjantungkan chip LM3886), berhasil di-revange oleh Golden Boy 1875 “gacoan” Budiarto (sesama finalis BT SAS).

Sabtu, 15 November 2008 lalu, markas SAS (Sugeng Sarjadi Audio Syndicate) di kawasan Dharmawangsa, Jakarta Selatan, kembali ramai. Ada dua perlehatan di sana. Pagi itu, pukul 10, diagendakan pertemuan para gaincloners se-Jakarta. Berlanjut pertemuan SAS pukul 14.00 WIB dengan agenda mematangkan agenda kerja (melahirkan produk audio hi-end negeri sendiri).

Pagi-pagi, belum pukul 9, sudah mulai berdatangan para gaincloners (istilah untuk para pembuat amplifier berbasis chip), di Ruko Wijaya Grand Center, markas SAS yang juga studio Pak Sugeng Sarjadi, pentolan Kodel Group itu (kini almarhum).

Tak urung yang datang se-Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), plus Bandung. Separo di antaranya adalah muka-muka baru. Sebut saja Johny Setiady (Jakarta), Budi HR (Bekasi), Hendra (Bogor),  Sutantio (Jakarta), ditambah dengan Dino Ary (Jakarta), Budiarto (Bekasi), Edy B dan tim Suara Audio (Jakarta), Yustinus (LM3875, Bandung) Ayung  dan tim Ilusi Audio (LM1875, Bandung), Didik Wirawan Adhi (Bintaro, Tangerang Selatan), dan tentu saja saya dan tim LJ (Cibubur), serta suhu Tjandra Ghozalli (Majalah Audio-Video).

Kali ini acara menempati lantai 2 yang disiapkan khusus sebagai lokasi kumpul-kumpul para simpatisan SAS. Budiarto dan Dino Ary menjadi koordinator acara ini sekaligus narasumber. Sebenarnya kedua “bebuyutan” ini hadir bukan untuk pertandingan lanjutan, tetapi “acara banding-banding”. Keduanya sepakat membawa serta jago masing-masing untuk menjadi benchmark bagi karya gaincloners lain yang hadir.

Tiga Agenda

Pada sesi pagi ada tiga agenda yang ingin dihela.

  1. Apakah amplifier gainclone (chip amp) karya gaincloners lain mampu menyamai atau bahkan menyalib dua juara BT ini?
  2. Apakah seluruh amplifier gainclone (termasuk kedua juara tersebut) mampu menyamai atau bahkan menyalib suara amplifier tabung juara BT?
  3. Dengan tambahan pre-amp tabung, apakah akan ada sonic improvement pada amplifier-amplifier gainclone itu?

Sesi 2: Hybrid mode, gainclone amp + tube preamp. Improve atau tidak?

Namun dasar para DIY-er, ada saja ide dan spontanitasnya. “Bagaimana kalau kita tarungkan lagi kedua juara/finalis BT SAS lalu?” request yang hadir. “Bukankah keduanya juga sudah di-tweak (= ditingkatkan) lagi? Mana kini yang lebih ‘bahenol’ suaranya,” sambung yang lain. Jadilah sesi ekstra. Dino dan Budiarto segera berdiri mengusung jago masing-masing. Budiarto melakukan tweaking pada kapasitor input dengan paper-in-oil caps klas butik, Jentsen (Denmark), Dino juga melakukan tweaking pada bagian input tetapi dengan menambah modul penyangga (buffer).

Lantas ngejreng-lah tembang-tembang maut Ingram Washington dari album Whats Difference A Day Makes. Kedua juara ini tampil memikat dan memang pantas masuk "top 5" BT SAS lalu. Namun kali ini para hadirin sepakat bahwa “The Lucky 13” besutan Dino harus menerima saliban melambung “Golden Boy 1875” besutan Budiarto.

Rahasia Budiarto adalah pada dua pasang kapasitor Jensen paper-in-oil (paralel), ditambah dengan sepasang Wonder Cap MKP putih, ditambah dengan sepasang kapasitor Russian oil-filled. Ya, semuanya ada empat pasang kapasitor yang diparalel penuh sebagai input coupling.

“Walah… , beginilah kalau DIY-er tajir, gurau seorang rekan.” Hehehe… Maklum harga sebuah Jensen PIO saja sudah sekitar Rp 500 ribu. Glek….!

Dua finalis SAS Blind Test dipertandingankan ulang.

Rich Audio EL34-duo
Pada sesi ini, semua peserta juga sepakat untuk mengambil kesimpulan bahwa:

  1. Kedua juara tersebut masih sulit ditandingi peserta lain. Urutan berdasar peringkat, sebagai berikut: “Golden Boy 1875”, “The Lucky 13 LM3886”, “Golden Boy 1875 Mk2”, “Ice Cream 3875 + Battery”, lantas “The Robot 3886”. Sayang “lengan robot” entah mengapa tak berjalan separo, sehingga tak mantap untuk didendangkan.
  2. Semua amplifier gainlone (termasuk kedua juara, yang pada BT SAS tempo hari berhasil menyingkirkan kepungan amplifier-amplifier tabung), belum mampu menyalib amplifier tabung acuan, yaitu Rich Audio EL34-duo, sebuah single-ended integrated amplifier berdaya keluaran hanya 6/12W buatan LangsungJadi.co.id, yang dibeli Budiarto. Rich Audio EL34-duo tercatat pernah dua kali memenangkan ajang BT.
  3. Amplifier gainclone yang diberi pre-amp tabung, improve sonic-nya. Bahkan beberapa rekan menilai, improve significant. Namun kami sepakat bahwa itu semua belum juga mampu menyalib keenakan suara Rich Audio EL34-duo buatan LangsungJadi.co.id.

Hadirin sepakat bahwa baik gainclone jawara maupun hybrid, masih belum menandingi jawara blind test kategori tube single-ended Rich Audio EL34 SE-duo, buatan LangsungJadi.co.id.

Pada akhir acara, saya pribadi menyampaikan penyesalan saya ke Budirto, karena telah mengusulkan kepadanya untuk membawa Rich Audio EL34-duo miliknya sebagai acuan rekan-rekan. Pertama, amplifier tersebut adalah “single-ended pure class-A”, sama-sekali bukan tindakan apple-to-apple terhadap semua gainclone amp yang notabene adalah “push-pull” klas AB.

Ide saya adalah, karena akan hadir amplifier gainclone juara BT (blind test) SAS, maka pantaslah menurunkan amplifier tabung juara BT juga. Kedua, untuk jaga-jaga kalau-kalau amplifer MOSFET (push-pull, class-A) Pak Didik "Gondrong" Wiryawan Adhi sebagai acuan tak jadi dibawa karena yang bersangkutan baru sembuh dan belum siap mengangkat barang-barang berat.

“Tak mengapa, kan ini bukan pertandingan, hanya perbandingan,” ujar Budiarto kepada saya. Ya, masih banyak PR untuk gaincloners. Saatnya, menurut saya, menuju gainclone hybrid (tube + chip amp). Nantikan agenda berikutnya.

 *) Alexander adalah praktisi elektronika, penghobi audio, pendiri www.langsungjadi.co.id.

Foto-foto lebih banyak, silakan klik LJ's Photo Gallery.

Studio recording milik Pak Sugeng Sarjadi, promotor SAS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan isi komentar Anda....